Senin, 03 Februari 2014

Belajar Beternak Sapi Potong



Belajar Beternak Sapi Potong

 

 Selain pengerjaannya mudah, ternak sapi juga bisa menjadi investasi jangka panjang. Di daerah yang punya lahan memadai, ternak sapi bisa menjadi primadona masyarakat.

Ternak sapi sekarang ini bukan saja menjadi sekadar hobi atau investasi main-main. Beberapa peternak sapi mulai mendapatkan hasil lumayan besar dengan teknik budidaya, baik menjadi sapi perah maupun sapi potong. Sebab, kebutuhan sapi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Kunci keberhasilannya sebenarnya mudah, sabar dan telaten.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ternak sapi potong adalah soal manajemen. Hanya dalam waktu tiga bulan, peternak sudah bisa menjualnya kembali dan mendapatkan keuntungannya. Terutama, jika dijual pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, keuntungannya lebih besar lagi. Pasalnya, permintaan sapi melonjak tinggi seiring kebutuhan hewan untuk konsumsi daging dan hewan kurban.

Manajemen ternak sapi bisa mendapatkan hasil maksimal. Selain pengelolaan berjalan secara sistematik, juga agar tercapainya target peningkatan bobot sapi secara optimal. Rata-rata peningkatan bobot sapi per hari sekitar 1.5 kg. jadi, dalam 90 hari dapat tercapai 135 kg. Biasanya, ditemukan juga beberapa ekor sapi dapat mencapai pertambahan bobot hingga 2 kg per hari.

Penambahan bobot sapi merupakan inti dari usaha sapi potong. Guna mencapainya awalnya dengan memilih kondisi fisik. Karakteristik jenis sapi berbeda-beda, terdapat kelebihan dan kekurangannya yang harus dipilih secara tepat oleh peternak.  Beberapa jenis sapi potong yg biasa dipelihara adalah : Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi Ongole, sapi Peranakan ongole, sapi Charolois, sapi Hereford, sapi Brangus dan lain-lain.

Yang perlu diperhatikan dalam memilih sapi antara lain tanda telinga, artinya pedet  (anak sapi) tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya; mata tampak cerah dan bersih; tidak terganggu pernafasannya; kukunya tidak terasa panas bisa diraba; tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya; tidak terdapat tanda mencret pada bagian ekor dan dubur; serta tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.

Kedua, pemeliharaan dan kandang. Ada baiknya, kandang terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter. Agar kandang terang dan memliki sirkulasi udara yang bagus, sebaiknya sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Setiap pagi bila sapi sudah dikeluarkan, maka kotoran dalam kandang dibersihkan bersama-sama sisa makanan. Lalu, dimasukkan ke dalam lubang yg telah disediakan. Kemudian, diolah menjadi pupuk. Sementara bekas-bekas urine disiram degan abu dari api unggun.

 Pupuk kompos hasil olahan limbah dan kotoran peternakannya bisa dijual seharga Rp1.000/kg atau Rp35 ribu/karung. Untuk pupuk cair, harga jualnya seharga Rp20 ribu/liter. Sementara untuk hasil peranakan sapi, yang jantan dijual Rp18 juta per ekor dan yang betina dijadikan bibit baru. Agrowisata juga dapat terlahir dari usaha peternakannya ini. Peternakan yang bersih, asri dan mirip dengan ranch di luar negeri bisa dibuat tempat wisata beberapa kalangan seperti wisatawan luar negeri.

Selanjutnya adalah soal makanan. Pakan sapi potong bisa dikelompokkan menjadi dua. Pertama hijauan berkualitas. Dianjurkan lebih banyak menggunakan hijauan (85-100%). Kalau pakan ini banyak tersedia, pemberian konsentrat hanya dianjurkan utk keadaan tertentu saja seperti musim kemarau atau untuk penggemukkan. Contoh hijauan unggul : rumput setaria, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput raja (Kinggrass), rumput benggala (Panicum maximum), rumput bede (Brachiaria decumbens), Lamtorogun(Leucaena leucocepala), Turi (Sesbania grandiflora), Gamal (Gliricidia maculata), dan Kaliandra

Sementara untuk hijauan limbah pertanian itu berupa jerami kacang panjang, jerami kedelai, jerami padi, dan jerami jagung. Lalu untuk konsentrat meliputi : dedak padi, onggok (ampas singkong), dan ampas tahu. Terakhir adalah makanan tambahan seperti  vitamin, mineral dan urea.

Secara umum makanan seekor sapi setiap hari sebagai berikut adalah, hijauan :35-47 kg atau bervariasi menurut berat dan besar badan. Konsentrat : 2-5 kg, dan makanan tambahan : 30-50 gram.

Perhatikan pula hal kesehatan. Berbagai jenis penyakit sapi yang sering berjangkit baik menular ataupun tidak menular. Biasanya ternak sapi menjadi korban penyakit radang limpa (Anthrax), penyakit mulut dan kuku, serta penyakit surra. Lalu ada pula penyakit lainya seperti penyakit radang paha, penyakit bruccellosis (keguguran menular), kuku busuk (foot ror), cacing hati, cacing perut, dan lain-lain. Sebaiknya dengan teliti perhatikan soal penyakit ini.

Lalu tahap pengembangbiakan. Sapi potong mulai dewasa yaitu dimulai dari timbulnya oestrus (tanda-tanda birahi, bronst). Biasanya pada umur 8-12 bulan. Ini disesuaikan bangsa-bangsa, makanan, dan lingkungannya.

Nah cara cara perkawinan yaitu pemeliharaan jantan dan betina dipisah. Bila bila ada betina yang bronst, diambilkan pejantanya agar mengawininya atau dilakukan perkawinan buatan atau dengan cara perkawinan bebas di padang rumput. Dimana sapi-sapi jantan dan betina yg sudah dewasa pada musim perkawinan dilepas bersama-sama. Kalau ada sapi-sapi betina yg bronst tanpa campur tangan si pemilik akan terjadi perkawinan.

Selanjutnya adalah pengolahan hasil. Jenis olahan dikembangkan sesuai dgn karakteristik dan minat masyarakat. Bentuk hasil dari olahan ternak sapi potong diantaranya adalah : daging bisa diolah sebagi dendeng, daging asap, sosis, bakso,abon, corned. Dan, kulit bisa diolah sebagi bahan utk pembuatan tas, sepatu, ikat pinggang.

Terakhir terkait pemasaran sebaiknya dikoordinasikan oleh kelompok tani. Agar biaya yg dikeluarkan tidak terlalu banyak karena bisa ditanggung bersama-sama. Pemasaran hasil sapi potong selain dipasarkan sebagai sapi potong berupa produk daging, juga sering dijual dlm keadaan hidup dan sebaiknya memilih standar harga per kilogram berat hidup.
Beberapa pengetahuam soal sapi lainnya seperti bobot badan anak sapi yang baru lahir dapat mencapai 25 – 30 kg. Sapi yang baru lahir setelah beberapa menit akan langsung bisa berjalan. Induk sapi akan menyapih (menyusui) anak sapi selama 3 bulan dengan hanya meminum air susu induk sapi, setelah 3 bulan, sapi diberi makanan lain seperti konsentrat. Pada umur 6 bulan mulai diberi pakan hijauan. Sementara bobot sapi dewasa dapat mencapai 400 – 800 kg. Umur produktif pada sapi adalah 3 – 5 tahun, Selama hidupnya, sapi yang sehat bisa melahirkan sampai 5 – 6 kali. Umur maksimal seekor sapi sekitar umur 10 – 12 tahun.

Analisa Usaha Budidaya Ternak Sapi Potong



Analisa Usaha merupakan suatu alat untuk menghitung berapa jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan suatu budidaya dalam hal ini budidaya penggemukan ternak sapi, dimana akhirnya digunakan sebagai patokan untuk menentukan nilai jual dari suatu produk yang dihasilkan.
berikut ini contoh analisa usaha Budidaya penggemukan sapi :
Asumsi-asumsi :
·         Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya.
·         Sapi bakalan yang dipelihara sebanyak 6 ekor jenis PO dengan harga awal Rp. 7.000.000/ekor dan berat badan sekitar 250 kg/ekor
·         Sapi dipelihara selama 6 bulan dengan penambahan berat badan sekitar 0,7 kg/ekor/hari
·         Kandang yang dibutuhkan seluas 30 M2 dengan biaya Rp. 400.000/M2
·         Penyusustan kandang 20 % / tahun dengan demikian penyusutan untuk satu periode 10 %
·         Sapi membutuhkan obat-obatan sebesar Rp. 60.000/ekor/periode
·         Tenaga kerja 1 orang dengan gaji Rp. 500.000/bulan
·         Peralatan kandang dibutuhkan sebesar Rp 500.000/tahun, dengan demikian untuk satu periode Rp. 250.000
·         Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 6.000 kg dengan harga Rp. 200/kg
·         Pakan yang diperlukan untuk satu periode
o    HMT 40 kg x 6 x 180 x Rp.100
o    Konsentrat 3 kg x 6 x 180 x Rp. 1.500
o    Pakan tambahan 3 kg x 6 x 180 x Rp. 200
A. MODAL USAHA
Biaya Investasi
1. Pembuatan kandang 30 M2 x Rp. 400.000                                    Rp. 12.000.000
2. Peralatan kandang                                                                        Rp.      500.000
Biaya Variabel
1. Sapi bakalan 6 x Rp. 7.000.000                                                     Rp. 42.000.000
2. HMT                                                                                               Rp.   4.320.000
3. Konsentrat                                                                                    Rp.   4.860.000

4. Pakan Tambahan                                                                          Rp.      648.000

              Total Biaya Variabel                                              Rp. 51.828.000

Biaya Tetap

1. Tenaga Kerja 1 orang x 6 x Rp. 500.000                                       Rp.  3.000.000

2. Penyusustan kandang 10 % x Rp. 12.000.000                              Rp.  1.200.000

3. Penyusutan peralatan                                                                   Rp.     250.000

          Total Modal Tetap                                                      Rp.   4.450.000

          TOTAL BIAYA PRODUKSI = Rp. 51.828.000 + Rp. 4.450.000 = Rp. 56.278.000

B. PENERIMAAN

Penjualan sapi dan kotoran

·         Penambahan berat badan 0,7 kg x 180 = 126 kg/ekor/periode dan berat badan sapi sekarang untuk setiap ekor adalah 376 kg, untuk berat keseluruhan adalah 6 x 376 kg = 2.256 kg dengan harga Rp. 32.000/kg. jadi uang yang didapat adalah Rp. 72.192.000

·         Penjualan kotoran ternak 6.000 x Rp. 200 = Rp. 1.200.000

          TOTAL PENERIMAAN = Rp. 72.192.000 + Rp. 1.200.000 = Rp. 73.392.000

          KEUNTUNGAN = Rp. 73.392.000 - Rp. 56.278.000 = Rp. 17.000.000

          B/C Ratio = Rp. 73.392.000 : Rp. 56.278.000 = 1,3

          ( artinya dalam satu periode produksi dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan akan             diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 130 )

          BEP ( Break Even Point )

          1. BEP Harga = Total biaya : Berat sapi total

                               = Rp. 56.278.000 : 2.256 

                               = Rp. 24.945 / kg

          2. BEP Volume Produksi = Total biaya produksi : Harga jual

                                                = Rp. 56.278.000 : Rp.32.000/kg

                                                = 1.758 kg
Artinya usaha penggemukan sapi ini akan mencapai titik impas jika 6 ekor sapi mencapai berat badan 1.758 kg atau harga jual Rp. 24.945/kg