Belajar Beternak
Sapi Potong
Selain
pengerjaannya mudah, ternak sapi juga bisa menjadi investasi jangka panjang. Di
daerah yang punya lahan memadai, ternak sapi bisa menjadi primadona masyarakat.
Ternak
sapi sekarang ini bukan saja menjadi sekadar hobi atau investasi main-main.
Beberapa peternak sapi mulai mendapatkan hasil lumayan besar dengan teknik
budidaya, baik menjadi sapi perah maupun sapi potong. Sebab, kebutuhan sapi di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Kunci keberhasilannya sebenarnya
mudah, sabar dan telaten.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam ternak sapi potong adalah soal manajemen.
Hanya dalam waktu tiga bulan, peternak sudah bisa menjualnya kembali dan
mendapatkan keuntungannya. Terutama, jika dijual pada hari raya Idul Fitri dan
Idul Adha, keuntungannya lebih besar lagi. Pasalnya, permintaan sapi melonjak
tinggi seiring kebutuhan hewan untuk konsumsi daging dan hewan kurban.
Manajemen ternak sapi bisa mendapatkan hasil maksimal.
Selain pengelolaan berjalan secara sistematik, juga agar tercapainya target
peningkatan bobot sapi secara optimal. Rata-rata peningkatan bobot sapi per
hari sekitar 1.5 kg. jadi, dalam 90 hari dapat tercapai 135 kg. Biasanya,
ditemukan juga beberapa ekor sapi dapat mencapai pertambahan bobot hingga 2 kg
per hari.
Penambahan
bobot sapi merupakan inti dari usaha sapi potong. Guna mencapainya awalnya
dengan memilih kondisi fisik. Karakteristik jenis sapi berbeda-beda, terdapat
kelebihan dan kekurangannya yang harus dipilih secara tepat oleh
peternak. Beberapa jenis sapi potong yg biasa dipelihara adalah : Sapi
Bali, Sapi Madura, Sapi Ongole, sapi Peranakan ongole, sapi Charolois, sapi
Hereford, sapi Brangus dan lain-lain.
Yang
perlu diperhatikan dalam memilih sapi antara lain tanda telinga, artinya
pedet (anak sapi) tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya; mata
tampak cerah dan bersih; tidak terganggu pernafasannya; kukunya tidak terasa
panas bisa diraba; tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan
bulunya; tidak terdapat tanda mencret pada bagian ekor dan dubur; serta tidak
ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
Kedua,
pemeliharaan dan kandang. Ada baiknya, kandang terpisah dari rumah tinggal
dengan jarak minimal 10 meter. Agar kandang terang dan memliki sirkulasi udara
yang bagus, sebaiknya sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang
serta dekat dengan lahan pertanian. Setiap pagi bila sapi sudah dikeluarkan,
maka kotoran dalam kandang dibersihkan bersama-sama sisa makanan. Lalu,
dimasukkan ke dalam lubang yg telah disediakan. Kemudian, diolah menjadi pupuk.
Sementara bekas-bekas urine disiram degan abu dari api unggun.
Pupuk
kompos hasil olahan limbah dan kotoran peternakannya bisa dijual seharga
Rp1.000/kg atau Rp35 ribu/karung. Untuk pupuk cair, harga jualnya seharga Rp20
ribu/liter. Sementara untuk hasil peranakan sapi, yang jantan dijual Rp18 juta
per ekor dan yang betina dijadikan bibit baru. Agrowisata juga dapat terlahir
dari usaha peternakannya ini. Peternakan yang bersih, asri dan mirip
dengan ranch di luar negeri bisa dibuat tempat wisata beberapa
kalangan seperti wisatawan luar negeri.
Selanjutnya
adalah soal makanan. Pakan sapi potong bisa dikelompokkan menjadi dua. Pertama
hijauan berkualitas. Dianjurkan lebih banyak menggunakan hijauan (85-100%).
Kalau pakan ini banyak tersedia, pemberian konsentrat hanya dianjurkan utk
keadaan tertentu saja seperti musim kemarau atau untuk penggemukkan. Contoh
hijauan unggul : rumput setaria, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput
raja (Kinggrass), rumput benggala (Panicum maximum), rumput bede (Brachiaria
decumbens), Lamtorogun(Leucaena leucocepala), Turi (Sesbania grandiflora),
Gamal (Gliricidia maculata), dan Kaliandra
Sementara
untuk hijauan limbah pertanian itu berupa jerami kacang panjang, jerami
kedelai, jerami padi, dan jerami jagung. Lalu untuk konsentrat meliputi : dedak
padi, onggok (ampas singkong), dan ampas tahu. Terakhir adalah makanan tambahan
seperti vitamin, mineral dan urea.
Secara
umum makanan seekor sapi setiap hari sebagai berikut adalah, hijauan :35-47 kg
atau bervariasi menurut berat dan besar badan. Konsentrat : 2-5 kg, dan makanan
tambahan : 30-50 gram.
Perhatikan
pula hal kesehatan. Berbagai jenis penyakit sapi yang sering berjangkit baik
menular ataupun tidak menular. Biasanya ternak sapi menjadi korban penyakit
radang limpa (Anthrax), penyakit mulut dan kuku, serta penyakit surra. Lalu ada
pula penyakit lainya seperti penyakit radang paha, penyakit bruccellosis
(keguguran menular), kuku busuk (foot ror), cacing hati, cacing perut, dan
lain-lain. Sebaiknya dengan teliti perhatikan soal penyakit ini.
Lalu
tahap pengembangbiakan. Sapi potong mulai dewasa yaitu dimulai dari timbulnya
oestrus (tanda-tanda birahi, bronst). Biasanya pada umur 8-12 bulan. Ini
disesuaikan bangsa-bangsa, makanan, dan lingkungannya.
Nah
cara cara perkawinan yaitu pemeliharaan jantan dan betina dipisah. Bila bila
ada betina yang bronst, diambilkan pejantanya agar mengawininya atau dilakukan
perkawinan buatan atau dengan cara perkawinan bebas di padang rumput. Dimana
sapi-sapi jantan dan betina yg sudah dewasa pada musim perkawinan dilepas
bersama-sama. Kalau ada sapi-sapi betina yg bronst tanpa campur tangan si
pemilik akan terjadi perkawinan.
Selanjutnya
adalah pengolahan hasil. Jenis olahan dikembangkan sesuai dgn karakteristik dan
minat masyarakat. Bentuk hasil dari olahan ternak sapi potong diantaranya
adalah : daging bisa diolah sebagi dendeng, daging asap, sosis, bakso,abon,
corned. Dan, kulit bisa diolah sebagi bahan utk pembuatan tas, sepatu, ikat
pinggang.
Terakhir
terkait pemasaran sebaiknya dikoordinasikan oleh kelompok tani. Agar biaya yg
dikeluarkan tidak terlalu banyak karena bisa ditanggung bersama-sama. Pemasaran
hasil sapi potong selain dipasarkan sebagai sapi potong berupa produk daging,
juga sering dijual dlm keadaan hidup dan sebaiknya memilih standar harga per
kilogram berat hidup.
Beberapa
pengetahuam soal sapi lainnya seperti bobot badan anak sapi yang baru lahir
dapat mencapai 25 – 30 kg. Sapi yang baru lahir setelah beberapa menit akan
langsung bisa berjalan. Induk sapi akan menyapih (menyusui) anak sapi selama 3
bulan dengan hanya meminum air susu induk sapi, setelah 3 bulan, sapi diberi
makanan lain seperti konsentrat. Pada umur 6 bulan mulai diberi pakan hijauan.
Sementara bobot sapi dewasa dapat mencapai 400 – 800 kg. Umur produktif pada
sapi adalah 3 – 5 tahun, Selama hidupnya, sapi yang sehat bisa melahirkan
sampai 5 – 6 kali. Umur maksimal seekor sapi sekitar umur 10 – 12 tahun.